Tidak salah jika ada yang berpendapat, "Jika ingin berserah diri, Benuran bisa sebagai wahana"
Bagaimana tidak, meski semua aspek teknis sudah kita manage dengan baik, kemungkinan terjadi diluar nalar bisa saja terjadi.
Tapi maklum, Ternak Love Bird atau unggas pada umumnya, jika sudah kena flu burung, habis sudah, apalagi Benur yang ukurannya begitu kecil. Begitu kena penyakit, sudah satu kolam habis bahkan satu lokasi yang diaktifkan 16 kolam bisa rusak 8 bahkan kadang hapir semua. Dan itu kadang terjadi 1 atau 2 hari menjelang panen.
Tapi maklum, Ternak Love Bird atau unggas pada umumnya, jika sudah kena flu burung, habis sudah, apalagi Benur yang ukurannya begitu kecil. Begitu kena penyakit, sudah satu kolam habis bahkan satu lokasi yang diaktifkan 16 kolam bisa rusak 8 bahkan kadang hapir semua. Dan itu kadang terjadi 1 atau 2 hari menjelang panen.
Kalau sudah begini, bukan lagi soal Stabilitas Temperatur Air tapi soal Stabilitas Temperatur Batin :)
Saat ketemu kata kata mutiara " Selama Kita Masih Punya Tekad Yang Terpelihara Dalam Semangat, Maka Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Memulai Sesuatu Yang Baru", kelihatannya cocok ini untuk photo profil :)
Sempat browsing juga, ketemu apa perbedaan Tekat dan Nekat di Yahoo Answer
Berikut ini oleh oleh untuk anda, pembaca setia Benur Tuban, semoga bermanfaat
Kalau merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, ternyata baik nekat atau tekad itu merujuk pada sumber yang sama. Sumber itu adalah kemauan keras. Bedanya, yang satu tidak terarah, atau hanya berdasarkan impuls dan lebih sering tidak rasional, dan yang satu lagi terarah, atau berdasarkan nilai-nilai, visi, tujuan, dan sasaran.
Menurut kamus itu, nekat adalah kemauan keras yang didasari oleh ketidakpedulian terhadap apa saja (karena putus harapan, hilang akal, rasa malu yang cukup tinggi, dan seterusnya). Sedangkan tekad adalah kemauan / kehendak yang pasti atau kebulatan hati. Orang yang perbuatannya mengabaikan kaidah kebenaran, akal sehat, atau norma-norma kita sebut orang nekat. Sebaliknya, orang yang perbuatannya mengarah pada sasaran yang pasti kita sebut orang yang punya tekad tinggi.
Dalam prakteknya, perbuatan nekat itu bisa terjadi dalam berbagai tingkatan / skala dan pola. Ada yang masih dalam tingkatan rendah atau hanya merugikan diri sendiri, atau ada juga yang sudah merugikan orang banyak. Ada yang terjadi karena reaksi sesaat, by default, khilaf atau kalap, tapi ada juga yang sudah direncanakan di luar kesadaran akan right and wrong-nya, by design, seperti dalam kasus kedua ibu di atas.
Terlepas adanya tingkatan dan pola itu, hampir semua perbuatan nekat itu mewariskan penyesalan atau rasa bersalah bagi pelakunya. Seorang karyawan yang langsung ingin mengundurkan diri saat dimarahi atasannya, terkadang bisa menyesal juga. Ini biasanya terjadi ketika tindakan itu ia lakukan sebagai sebagai reaksi sesaat yang belum dipikirkan baik-buruknya di kemudian hari bagi dirinya.
Nah, untuk mengetahui sejauhmana kemampuan anda dalam mengontrol diri, di bawah ini ada penjelasan yang dapat kita jadikan semacam acuan untuk mengoreksi diri.
آ§ Anda mudah kehilangan kendali, mudah frustasi, mudah meluapkan ekspresi emosi secara meledak-ledak, atau tidak efektif dalam menjalankan aktivitas karena emosi yang tidak terkontrol (skala: 0)
آ§ Anda lebih memilih menghindari stress atau lebih memilih menghindari hal-hal yang berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan ketimbang memperjuangkan keinginan atau prestasi. Anda lebih memilih diam tapi selamat ketimbang maju tapi butuh perjuangan (skala: -1)
آ§ Anda tahan terhadap berbagai tekanan atau godaan (skala: 1)
آ§ Anda sudah bisa mengontrol emosi tetapi belum bisa menggunakannya secara konstruktif (skala: 2)
آ§ Anda sudah sanggup memberikan respon dengan tenang dan mendiskusikannya secara fair (skala: 3)
آ§ Anda sudah bisa mengelola tekanan secara efektif, tidak mempengaruhi hasil pekerjaan atau tidak mempengaruhi proses pekerjaan (skala: 4)
آ§ Anda bisa memberikan respon secara konstruktif: bisa membangun yang lebih positif dan mengantisipasi problem (skala: 5)
آ§ Anda sudah bisa menenangkan diri anda dan orang lain atau sanggup memainkan peranan sebagai leader (skala: 6)
Itulah beberapa acuan yang bisa kita jadikan semacam pedoman untuk mengukur apakah kita reaktif atau bukan, apakah kita lebih sering (berpotensi) melakukan tindakan nekad atau "tindakan tekad".